Listrik Hybrid, Energi Baru Ramah Lingkungan
Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid bisa manjadi alternatif ditengah
menipisnya cadangan minyak dan gas dalam negeri. Tidak hanya itu dalam
waktu dekat ini pemerintah juga berencana untuk menaikan harga bahan
bakar minyak (BBM) yang semakin membebani rakyat. Oleh karena itu Wind Hybrid Power Generation (WHyPGen) mengadakan workshop Potensi Energi Angin dan Teknologi Wind Hybrid Power Generation di Indonesia yang bekerjasama dengan Masyarakat Penulis Iptek (Mapiptek), di Jakarta, Selasa, (14/5).
"Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid ini sangat dirasakan manfaatnya
bagi masyarakat yang tinggal di pulau-pulau terluar Indonesia. Namun,
kontribusinya belum signifikan terhadap rasio elektrifikasi nasional,"
tutur Soni Solistia Wirawan selaku National Project Director Wind Hybrid Power Generation di Jakarta.
Namun sayangnya hingga kini kebijakan mengenai harga jual listrik
Pembangkit Listrik Tenaga Baru (PLTB) belum ada yang menyebabkan banyak
investor enggan untuk menginvestasikan dananya. Hal itu membuat pangsa
pasar PLTB kurang berkembang. "Kebijakan mengenai harga jual listrik
PLTB di Indonesia belum ada. Hal itu membuat investor masih pikir-pikir
menanamkan modalnya di Indonesia," jelas pria yang juga menjabat sebagai
Kepala Balai Besar Teknologi Energi, Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) ini.
Hingga saat ini PLTB telah memberikan kontribusi besar terhadap
pemenuhan kebutuhan listrik, hingga terpasang sebesar 237.016 GW. Urutan
lima negara pengguna PLTB terbesar adalah China, Amerika, Jerman,
Spansol, dan India. Karenanya potensi energi angin dapat dijadikan
solusi mengingat tersedia secara cuma-cuma di alam semesta. Selain itu,
tidak adanya pembakaran dalam proses pembangkit listrik tenaga angin,
sehingga menghasilkan emisi gas rumah kaca yang rendah, bahkan hampir
tanpa emisi.
WHyPGen sendiri merupakan proyek kerjasama pemerintah Indonesia dan The United Nation Development Programme (UNDP), yang didanai The Global Environment Facility
(GEF). Target utama proyek ini, pembangkit listrik berbasis teknologi
WHyPGen sebesar 18,115GWh setara dengan pengurangan emisi CO2 sebesar
16.050 metric ton dari aplikasi sistem WHyPGen kapasitas terpasang
sebesar 9,4 MW. (*/WN)